Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari September, 2018

Mantra #2

Saya pernah membaca ini dan menjadikannya mantra sumber kekuatan. "Aku hanya tak ingin mati sebagai orang yang tak berani memilih dan menjalani takdirnya. Semakin aku menjalani hidupku, aku semakin tahu bahwa aku berada di jalan yang aku impikan selama ini, pada malam-malam penuh kehangatan dan siang-siang penuh rasa dingin."

Pilihan Mengurangi Makan Produk Hewan Sama Seperti Pilihan Mengurangi G* Sintetis Karena G* Asli Memang Lebih Enak!

( Untuk Pena Hitam Fanzine Edisi 7 ) Tulisan ini bukan untuk menganjurkan kamu menjadi vegetarian. Percayalah!   Cerita ini dimulai dari saat saya berangkat ke kota dari desa tanah kelahiran dengan sedikit pertanyaan yang sering membuat saya marah tapi entah pada siapa, pertanyaan itu seperti: kenapa saya tidak boleh nongkrong dengan teman-teman lelaki di malam hari? Kenapa saya tidak boleh begadang? Hal-hal sederhana. Meski hidup di desa, saya dibesarkan dengan cara modern dan alhasil saya tumbuh menjadi generasi yang malas, suka mencari-cari alasan dan pembenaran, mau serba praktis, tidak suka bekerja secara kolektif (waktu remaja saya paling tidak suka jika diminta ke tetangga yang akan menikah dan membantu masak-masak), dan narsis: generasi millenial. Saya tidak menyangkal itu tapi untuk mencari jawaban atas pertanyaan, saya berusaha untuk tidak malas. Tiba di kota, bukannya langsung menemukan jawaban, yang ada kemarahan saya semakin menjadi-jadi karena ...

Bagaimana rasanya berlebaran setelah tidak menggunakan jilbab?

Tulisan ini lama tersimpan sebagai draft, mestinya kuselesaikan beberapa hari setelah lebaran kemarin. Baik. Jawabannya adalah melegakan sekaligus melelahkan. Mestinya keputusan ini kulakukan beberapa bulan sejak meninggalkan pengajian saat mahasiswa baru, tapi waktu itu saya terlalu penakut. Saya selalu khawatir terhadap apa yang orang lain pikirkan mengenai saya. Siapa yang ingin dianggap buruk? Saya tidak ingin, saat itu. Melegakan karena akhirnya saya berani melawan ketakutan-ketakutan itu. Saya berusaha tidak peduli apapun yang orang lain pikirkan tentang saya. Intinya saya hanya ingin mengurangi kamuflase dalam menjalani kehidupanku. Saya memiliki kehendak bebas. Dan persoalan agama? Saya sangat ingin jujur bahwa seandainya saya tidak berada di negara yang mewajibkan memeluk satu agama, saya ingin memilih tidak beragama. Kenapa? Karena pada akhirnya saya menyadari bahwa agama adalah salah satu tatanan khayalan yang bertujuan untuk melanggengkan suatu kekuasaan imp...