Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari 2017

Tentang Dawai Dawai Frankie Presto dan Jazz Untuk Mereka Yang Berusia 40 Tahun

OMG Chriss Cornell dikabarkan meninggal dan nyaris semua teman-temanku yang usianya jauh di atasku, memposting fotonya dengan ungkapan bela sungkawa. Di grup pertemananku-pun membicarakannya, kenapa ia sampai meninggal dan lain-lain. Saya sedikit menoleh, mencari tahu sebentar sambil berpikir “kenapa sampai saya tak kenal orang ini?” Tapi saya menghibur diri dengan berpikir mungkin saat itu saya masih kecil, toko kaset di pasar kampungku hanya menjual rilisan fisik Rhoma Irama itupun bajakan, tak ada nama Chriss Cornell. Selang beberapa hari saya membeli buku Pop Kosong Berbunyi Nyaring katya Taufiq Rahman. Sebenarnya beberapa tahun terakhir saya sendiri memutuskan untuk menahan diri tidak membeli buku lagi, karena nyaris semua buku yang ingin kubaca sudah ada di beberapa perpustakaan tempat saya berkegiatan. Dan sepertinya tidak pernah cukup waktu untuk membaca semua buku yang ingin kubaca karena selalu saja ada yang membuat saya kembali bertanya-tanya, lalu berujung mencari buku

Tentang Mixtape "Your Sister Just Wanna Have Fun"

Halo, sebagai pengantar saja, tulisan ini kubuat sebagai lampiran dari mixtape yang kususun. Kupikir selain menikmati lagunya, membaca lirik selalu sama pentingnya. Sebenarnya ini hanya proyek suka-suka dalam bentuk zine, tapi saya juga ingin membagikannya di sini. Lagu-lagu ini sering kuputar, sembari membaca buku-buku tentang feminisme, semacam pemberi semangat saat saya mulai malas belajar. Saya ingin terlibat dalam mewujudkan kesetaraan, saya ingin melihat semua perempuan merasa aman dan nyaman melakukan apapun yang ia senangi, makanya saya tidak ingin berhenti belajar, sebab kupikir semua harus dimulai dari mengedukasi diri sendiri. Saya pernah menulis tentang hal ini di sini . Saya juga masih sedih sih beberapa gigs musik masih ada saja yang membuat cewek-cewek tidak nyaman karena ada oknum yang dengan sengaja menyentuh bagian tubuh perempuan tanpa seizinnya. Terus tambah sedih juga sama orang yang beranggapan “Salah sendiri, kenapa masih mau ke gigs? Itu resiko

Bukan Tentang Rina Nose Yang Memutuskan Melepas Hijab

Saya menulis catatan ini setelah lama berpikir mengenai komentar mama dan tanteku di facebook kemarin sore atas tulisan Lailatul Fitriyah yang saya share. Keduanya berkomentar bahwa mereka tidak paham apa yang dituliskan Laila, bahasanya tingkat tinggi. Tulisan itu berjudul : Obsesi Terhadap Hijab adalah Produk Westernisasi. Dalam keluarga, saya adalah cucu pertama yang berkuliah di kota Makassar, saya baru menyadari percuma jika saya merasa terdukasi dengan cukup baik namun tidak bisa menyampaikan apa yang saya dapatkan kepada keluarga saya. Well, setelah memutuskan untuk membuka jilbab, dengan pertimbangan selama beberapa tahun, saya pikir dengan alasan “Ini hak saya, dosa dan amal adalah urusan saya dengan Tuhan” sudah cukup untuk menjawab pertanyaan orang-orang di sekelilingku terutama keluarga. Saya juga sudah pernah menuliskan ceritanya di sini . Tapi ternyata tidak. Mereka masih bertanya-tanya, mulai berasumsi macam-macam, ada yang bilang saya terlalu stress. Mung