Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Januari, 2019

Tentang Tato Armed Love

Sejak tidak mengenakan hijab, selain rambut, hal lain yang tidak pernah dilihat oleh orang lain selain keluarga dan sahabatku adalah tattoku. Tato bergambar benang rajut dan tulisan Armed Love yang dibuatkan oleh sahabat saya, Sheni. Saat itu ia sedang bersiap-siap akan berangkat kembali ke Bandung dan memang sedang belajar menato.  Saya menawarkan diri karena sejak memutuskan untuk tidak lagi ingin tunduk pada perintah agama secara sadar dimulai saat meninggalkan tempat pengajian 2008 lalu, saya pun memulai petualanganku untuk mencari kebenaran versi saya sendiri. Mulai mencari tahu dan mencoba-coba segala hal yang menarik bagiku, salah satunya adalah tato. Tato saat itu amat seksi bagi saya, sebuah simbol pengakuan bahwa hidupku selanjutnya akan kujalani penuh resiko namun saya siap menanggungnya. Bahwa hidup saya sejak itu menjadi menggairahkan untuk kujalani. Meski pada kenyataannya saya harus bertoleransi untuk menyembunyikannya.  Saya memilih benang rajut, karena Sheni

Mengapa Saya Memilih Menjadi Pustakawan?

1. Pertama kali saya tertarik dengan buku melalui mama saya. Saat kecil saya ingat jelas Mama ku pernah bilang "suatu hari kita bikin perpustakaan mini di rumah" sambil merapikan beberapa buah buku di lemari kecil yang berada di samping tempat tidur kami. Tidak banyak koleksi buku kami, buku adalah barang mewah saat itu. Maka dari itu saya selalu senang jika diajak ke rumah keluarga bernama Tikka yang memiliki banyak koleksi buku dongeng bergambar.  2. Saya bersekolah di SDN Bontorannu 2 yang kala itu tidak memiliki perpustakaan. Suatu hari ketika ikut pelatihan Pramuka, saya menemukan banyak buku cerita tergeletak begitu saja di dalam gudang ketika saya diminta mengambil tongkat untuk pelajaran membuat tandu. Sejak saat itu saya selalu mengajukan diri menjadi pemimpin regu agar bisa mengakses kunci gudang dan bisa berlama-lama membaca buku yang disimpan begitu saja. 3. Saat SMP saya senang mengurus majalah dinding karena sebelum pindah dari SMPN 1 Makassar ke SMPN 2 Pit