Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Juli, 2017

Tentang The Cranberries, Linkin Park, dan Perubahan Gaya Jilbab Saya

Sudah nyaris 10 tahun sejak saya merayakan ulang tahun ke-17 di sekolah. Ada banyak yang terjadi selama 10 tahun ini. Kupikir tulisan ini tidak begitu penting, namun semoga bisa memberikan jawaban atas pertanyaan kalian mengapa jilbab lebar saya berubah menjadi selembar kerudung saja? *psst memangnya sepenting apakah itu bagi hidupmu? Jika tidak penting, tidak usah dilanjutkan membacanya ;)   Jika bisa memilih dan menghapus fase dalam hidup, saya ingin sekali menghapus fase ketika saya saat berusia 16-18 tahun. Fase ketika saya selalu merasa paling benar dan belum tahu yang namanya mengkritisi diri sendiri. Pokoknya ketika belajar satu hal, baru selesai baca satu buku, sudah itulah yang paling benar, saya buru-buru mempraktikkannya. Masa-masa itu saya sedang senang-senangnya belajar agama Islam. Saya bersekolah di sekolah negeri, bukan pesantren. Namun justru itu yang membuat saya bertanya mengenai banyak hal. Saya ingin “mencari sendiri” bukan beragama hanya karena oran...

Tentang Buku Sihir Perempuan

Saya tidak menyukai segala sesuatu yang berbau horor. Awalnya karena alasan takut. Terakhir saya membaca novel horor/misteri saat SMA. Itupun karena tidak ada pilihan lain. Di kampung saya saat itu toko buku hanya ada 1 yang menjual novel, itu pun hanya dua jenis novel : horor/misteri atau roman "porno". Ketika membaca novel horor saya selalu membayangkannya sebelum tidur, berandai-andai sampai susah tidur, diakhiri dengan mimpi buruk. Namun kemudian saya menyadari, ketakutan itu hanya rekayasa. Suatu hari akhirnya saya memberanikan diri membaca Kumpulan Budak Setan. Hanya karena ada nama Eka Kurniawan. Saya selalu merasa beruntung saat maba kami disambut dengan prosesi penerimaan mahasiswa baru oleh senior yang menghadirkan Eka Kurniawan beserta istrinya sebagai pembicara diskusi. Dari situ saya senang membaca karya-karyanya. Dari Kumpulan Budak Setan-lah, saya kemudian jatuh cinta pada karya-karya Intan Paramadhita . Dan ketagihan ingin terus membaca tuli...

Tentang The Paps dan Tiket Trip Keliling Dunia

Album kedua " The Paps " Sama seperti sahabat saya Aan, sebagai anak desa yang baru bisa mengakses buku-musik-film yang bagus saat pindah ke kota untuk berkuliah, saya juga menyimpan dendam masa kecil kepada pemerintah yang melaksanakan pembangunan tak merata sehingga kami tidak bisa mengakses tiga hal penting tersebut. Tidak ada perpustakaan, toko kaset, apalagi bioskop di kampung kami. Saya membalas dendam dengan cara meluangkan waktu sebanyak mungkin untuk menikmati tiga hal tersebut. Saya senang menikmati segala jenis genre buku-musik-film. Bagi saya, penting untuk berusaha menyeimbangkan segalanya. Karena berlebih mengenai sesuatu kadang membuat saya menjadi tidak waras. Namun jika ingin membanding-bandingkan, tentu saya punya kecenderungan. Khusus untuk musik, saat tahu ada genre musik asik bernama dub, saya langsung jatuh cinta, membuat saya penasaran sama Jamaika. Saya senang membayangkan bagaimana suasana masyarakat di sana saat musik dub muncu...

Tentang Lady Fast #1

*Tulisan ini untuk memenuhi permintaan Thanks Zine edisi 6 yang bahkan Lady Fast 2 sudah berlalu berbulan-bulan, zine nya belum sempat cetak-cetak hahaha...  Saya tidak ingat kapan persisnya, tapi saya bergabung dalam grup obrolan Kolektif Betina melalui salah satu media sosial, sekitar 2 bulan sebelum ada acara Lady Fast diadakan. Saya senang karena selama ini saya sudah mengenal beberapa dari perempuan yang ada di dalam grup, sehingga saya tidak perlu canggung atau malu. Grup ini selalu hangat dengan obrolan segala macam mulai yang serius sampai gosip yang tidak penting tapi seru. Nyaris selalu ada bahan yang diobrolkan, ya bisa kalian bayangkan ada sekitar 40 orang yang tergabung, tentu selalu ramai. Apa yang menyatukan kami? Kami memang sudah intens berkomunikasi antara satu dengan yang lain sejak lama dan berjejaring. Kami saling berbagi banyak hal meski latar belakang kami berbeda-beda. Maka dari itu muncullah ide membuat Lady Fast. Ya meski saya terhitung belakang...

Tentang Perjalanan ke Jambi

*Tulisan ini untuk memenuhi permintaan Thanks Zine. Sudah pernah diterbitkan tapi saya lupa edisi berapa hehehe... Mari kita mulai cerita tentang perjalanan ini dengan latar saya sebagai orang yang tidak banyak tahu soal dunia underground . Saya hanya senang memperbanyak teman, seperti kata Spongebob “teman adalah kekuatan”.   Semakin banyak teman saya merasa semakin kuat untuk hidup di dunia yang ukh… katanya sedang tidak baik-baik saja, namun semakin hari saya justru merasa semakin hidup, mungkin ya… karena banyak teman, entahlah.                 Bulan Januari 2015 kemarin saya diajak teman lama membantu pekerjaannya menjadi fasilitator daur ulang di Jambi. Yup! Sumatra. Saya bahkan tidak pernah membayangkan sampai ke sana.                 Beruntung saya bertemu Candra di sana. Saya dikenalkan dengan kekasihnya, Shiela....

Do It Yourself, terdengar sangat keren tapi…

*Tulisan ini untuk memenuhi permintaan teman-teman Pena Hitam Makassar (entah kenapa sampai sekarang masih belum terbit hehehe...) Haruskah saya menjelaskan kembali mengapa hidup dengan etos DIY itu penting? Saya pikir sudah banyak zine yang menjelaskan perihal ini, saya akan menceritakan kembali tidak ada hal baru yang ingin kusampaikan. Pada sebagian orang yang lebih suka nyinyir duluan sebelum mencari tahu lebih dekat dan lebih dalam mengenai pilihan hidup seorang lain, ketika mendengar kata DIY tak jarang muncul cemohan seperti ini “Halah, sok sok DIY padahal besok besok beli juga!” Oke kita tinggalkan komentar nyinyir dan let’s move on! DIY adalah singkatan dari Do It Yourself alias bikin sendiri. Namun istilah bikin sendiri ini tidak sesempit pikiran orang yang suka nyinyir. Maknanya luas! Etos DIY ini muncul dari hasil tanggapan seseorang akan kehidupan yang dilihat atau dijalaninya. Ketika seseorang tidak menyukai sesuatu, maka tanggapannya bisa jadi tid...